Friday, August 31, 2007

Tradisi Ngenger...

Orang Jawa mengenal tradisi yang disebut NGENGER. Kalau Anda bukan orang Jawa, akan jarang mendengar kata ini. Padahal ngenger adalah tradisi yang sangat luar biasa! Menurut filosofi Jawa, kesuksesan hanya dapat diperoleh jika kita mendekati orang yang telah memperoleh derajat kesuksesan. Pada jaman dulu, orang-orang di Jawa tengah jika ingin sukses, akan datang ke rumah orang sukses untuk menjalani ngenger. Dengan harapan, kelak bisa mengikuti kesuksesan BENDORO atau orang yang diikutinya.

Para pengenger betul-betul menyerahkan hidupnya kepada Bendoro. Hubungannya sekilas mirip majikan dan pembantu. Pengenger pasrah dan ikhlas kepada Bendoro, sementara sebagai imbalan kesetiaannya, Bendoro memberikan kesempatan Pengenger merubah nasibnya. Kalau ditelusuri dalam cerita-cerita Jawa, laku ngenger banyak dijalani para penguasa tanah Jawa, sebelum mereka memperoleh kesuksesan. Misalnya, Damarwulan yang menjalani ngenger kepada Patih Majapahit. Atau Jaka Tingkir yang ngenger kepada Sultan Trenggana. Belakangan Jaka Tingkir berhasil bertahta sebagai Sultan Hadiwijaya di Pajang. Kisah-kisah ini memberi inspirasi kepada orang-orang Jawa di kampung, yang ingin meraih sukses, untuk melakukan ngenger.

Memang banyak kontroversi seputar ngenger. Orang jawa modern cenderung memandang negatif, karena terkesan feodal dan tidak menghormati hak Pengenger. Namun lepas dari itu, sesungguhnya banyak nilai-nilai yang dapat kita pelajari dari ngenger, misalnya:

1. Kesetiaan. Kalau Anda menjalani ngenger, Anda harus setia kepada Bendoro dalam pengertian seluas-luasnya. Seluruh tenaga dan pikiran diberikan kepada Bendoro, sesuai perintah yang diberikan. Anda tidak mungkin mendua. Ini menunjukkan kalau Anda percaya penuh bahwa Bendoro akan menunjukkan jalan kepada Anda. Kesetiaan Anda tidak bisa dibeli dengan uang. Karena para Pengenger tidak boleh mengharapkan imbalan. Diterima untuk ngenger saja sudah peluang mereka untuk sukses. Maka dalam ngenger, aib menanyakan imbalan kepada Bendoro. Imbalan akan dipetik ketika Pengenger sudah naik tingkat menjadi Bendoro baru.

2. Kesabaran. Ngenger adalah sarana bagi Bendoro untuk menggembleng dan menguji apprentice-nya. Maka kesabaran dan keikhlasan menjadi kunci keberhasilan pengenger. Salah satu pantangan ngenger adalah NGGERSULA atau ngedumel. Apapun perintah Bendoro, pengenger harus memegang prinsip: sami’na wa atha’na, dengarkan dan ikuti! Bahkan kadang proses ngenger berjalan lama, karena Bendoro melihat pengenger belum pantas naik tingkat. Maka pengenger harus berlatih menjaga kesabarannya.

3. Disiplin. Ngenger adalah peluang belajar langsung dari orang sukses. Maka dibutuhkan disiplin kuat dari pengenger. Pola belajar pada ngenger adalah praktek, bukan teori. Pengenger bisa langsung mengamati kebiasaan-kebiasaan Bendoronya, bagaimana dia membuat keputusan dan bertindak. Dengan demikian pengenger memiliki pengalaman cukup jika kelak Bendoronya memandang ia cukup layak memegang tanggung jawab lebih besar. Tanpa disiplin, sulit pengenger menjadi Bendoro.

Anda pasti bertanya-tanya? Lho kalau di jaman modern, ngenger ini kan mirip dengan APPRENTICE? Ya ngenger mirip sekali dengan apprentice! Namun, jauh lebih dari itu. Menjalani ngenger memiliki protokol tertentu yang tidak boleh dilanggar. Protokol kesetiaan, kesabaran dan disiplin tadi. Ini yang sulit dijalankan di jaman modern yang semua serba INSTANT RESULT. Ngenger tidak demikian!

Di kalangan pengusaha Jawa sukses, banyak ditemui fenomena ngenger. Pengusaha-pengusaha tadi setiap tahunnya menerima para pengenger baru dari kampung. Mereka lambat laun terseleksi menjadi segelintir orang yang setia, sabar dan disiplin lebih dari yang lain. Jika waktunya tiba, pengenger terpilih tadi akan diberi kesempatan menjalankan bisnisnya sendiri.

Jangan anggap mudah! Belum tentu Anda tahan menjadi pengenger. Boro-boro ngomongin bayaran. Diperintah seenaknya, dimarahi, menjadi makanan sehari-hari. Namun jika lulus ujian ngenger, imbalan yang diberikan Bendoro adalah akses terhadap semua yang Bendoro miliki. Mulai kekuasaan, jaringan, kekerabatan, bahkan jika beruntung, PERNIKAHAN! Ya, banyak kasus dimana pengenger akhirnya menikah dengan anak Bendoro.

Jadi, seandainya Anda diberi kesempatan memilih ngenger kepada orang2 paling sukses di dunia, Anda mau ngenger kepada siapa? Tapi ... siapkah Anda membayar harganya? Saya menetapkan diri saya saat ini ngenger kepada H.M. Ichwan Sam (Sekjen MUI Pusat yang juga anggota DPR) yang fotonya saya pampang diatas dan Fayakhun Andriadi (Sahabat, Pengusaha dan Sekretaris PP BIK)

No comments:

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails