Saturday, August 25, 2007

Seniorku; Mas Bejo yang Beruntung!

Menyandang predikat politisi, membuat banyak kader partai bangga. Namun bagi Bejo Rudiantoro, Wakil Ketua Pengurus Pusat Badan Informasi dan Komunikasi Partai Golkar, justru merasa gundah disebut politisi. Itu dikarenakan imej politisi yang berkiprah di perpolitikan nasional saat ini terkesan hanya bekerja untuk kepentingan pribadi, golongan, kelompok dan kepentingan jangka pendek.

Menurut lelaki kelahiran 6 Juli 1966 ini, politik bukanlah sesuatu yang kotor, tetapi luhur karena mempunyai peran mengelola bangsa dan negara untuk mencapai cita-citanya, yakni masyarakat adil dan makmur. Berangkat dari Keprihatinan, Bejo, pria berusia 40 tahun ini memasuki dunia politik setelah berhasil mendirikan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konsultan perminyakan, perkebunan, dan teknologi informasi.

Bejo memulai karir polititik di Pokja Hukum, HAM, dan Lingkungan Hidup DPP Partai Golkar karena partai politik dianggapnya wadah konstitusional dan memiliki garis perjuangan yang kongkrit. Golkar Pilihan Terakhir setelah memikirkan dan menghitung-hitung berbagai wadah perjuangan yang akan digunakannya. Ayahnya merupakan kader tulen Golkar dan pendiri Sekber Golkar Purworejo, bahkan pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Purworejo.

Partai Golkar merupakan partai nasionalis yang memungkinkan semua komponen anak bangsa berkompetisi dengan sehat, berkarya dan berkarir di situ. Peraih Magister Management ini tidak melihat iklim seperti ini di partai lain. Menyikapi sikap skeptis masyarakat terhadap politik dan orang-orang di dalamnya, Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Kemasyarakatan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (DPP Ormas MKGR) ini menyatakan, stigma itu akan terus melekat sepanjang perilaku para politisi berjuang untuk kepentingannya sendiri. Itu jugalah yang mempengaruhi buruknya iklim perpolitikan nasional.

Stigma politik yang kotor, menurut Plt. Ketum GEMA Ormas MKGR, berkaitan erat dengan kualitas sumber daya kader partai politik. Lebih jauh Anggota Dewan pakar ICMI Bidang Pengembangan Prasarana Wilayah ini menjelaskan, ujung tombak dan kader-kader partai politik akan menjadi penentu citra partai menjadi baik atau buruk. Partai Politik akan mendapat penilaian yang baik dari masyarakat bila kader-kadernya berperilaku baik.

Sepintas, tidak terlihat perbedaan antara Bejo dengan teman seprofesinya. Namun setelah berbincang dengan pria yang selalu tampil bersih ini, akan segera terlihat perbedaan dirinya. Pria kelahiran Purworejo bertubuh langsing ini tidak hanya memikirkan bagaimana mengembangkan usahanya tetapi juga memikirkan perjuangan untuk membesarkan bangsa dan Negara Indonesia yang sangat dicintainya. Maju terus mas, Kaum Muda GOLKAR di belakangmu...

1 comment:

meds said...

wah, Bapak Bejo dari purworejo nggih. dipun tepangaken kulo nggih warga purworejo, saking kecamatan grabag, sak niki teng jakarta.

titip salam kagem mas bejo, mbok menawi purun dados penulis aktif wonten ing blog forumpurworejo.

sumedi
admin

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails